Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , dan Sensus Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995
Persebaran Penduduk di Indonesia
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata. Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk :
1) Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
2) Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal
3) Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar
4) Sumber air
5) Perhubungan atau transportasi
Karakteristik Tenaga Kerja Indonesia Angkatan kerja Indonesia sangat besar, lapangan kerja terbatas, tingkat partisipasi kerja menurun dan struktur pasar tenaga kerja di Indonesia pun berubah relatif cepat. Hal ini mengakibatkan tingkat pengangguran di Indonesia menjadi semakin tinggi Indonesia sebagai Negara yang besar tentunya memiliki angkatan kerja yang sangat besar. Lalu,struktur pasar tenaga kerja di Indonesia pun berubah relatif cepat.
Table 1. Karakteristik Dasar Ketenagakerjaan Indonesia (1997 รข€“ 2010)
Populasi & Angkatan Kerja | 1997 | 2001 | 2004 | 2007 | 2010 |
Pendudukan ≥ 15 Thn (jutaan) | 135,07 | 144,03 | 153,92 | 164,12 | 172,07 |
Angkatan Kerja (jutaan) | 89,60 | 98,81 | 103,97 | 109,94 | 116,53 |
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) | 66,3% | 68,6% | 67,6% | 67% | 67,7% |
Bekerja (jutaan) | 85,41 | 90,81 | 93,72 | 99,93 | 108,21 |
Tingkat Partisipasi Kerja (TPK) | 95,3% | 91,9% | 90,1% | 90,9% | 92,9% |
Pengangguran Terbuka (jutaan) | 4,19 | 8,00 | 10,25 | 10,01 | 8,32 |
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) | 4.70% | 8.10% | 9.90% | 9.10% | 7.10% |
Setengah Pengangguran (Jutaan) |
|
|
|
|
|
(0* Jam/Minggu) | 1,69 | 2,48 | 2,27 | 2,35 | 2,49 |
( 1 - 14 Jam/Minggu) | 5,95 | 4,28 | 4,24 | 5,22 | 5,78 |
(15 - 24 Jam/Minggu) | 11,34 | 10,05 | 9,80 | 9,98 | 12,48 |
(24 - 34 Jam/Minggu) | 14,65 | 13,40 | 13,91 | 14,17 | 15,01 |
Angkatan kerja Indonesia selama 1997 - 2010 tumbuh sebesar 26,13% dengan rata-rata pertumbuhan 2,01% /tahun. Tingkat partisipasi angkatan kerja juga mengalami sedikit kenaikan, dari 66,3% tahun 1997 menjadi 67,7% tahun 2010. Kenaikan jumlah angkatan kerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk. Sedang pertumbuhan penduduk yang bekerja selama periode tersebut mencapai sekitar 23,2% dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,78% /tahunnya. Tingkat partisipasi kerja tahun 1996, setahun sebelum krisis ekonomi mencapai 94,9%, sedang tingkat pengangguran mencapai 5,1%. Saat krisis ekonomi berlangsung, tingkat partisipasi kerja terus mengalami penurunan hingga mencapai 88,8%, sebaliknya tingkat penggangguran terbuka meningkat mencapai 11,2% tahun 2005. Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat table dibawah ini. Table 2. Trend Pengangguran 2000 รข€“ 2010 (juta)
Secara perlahan tingkat partisipasi kerja kemudian kembali meningkat hingga mencapai 92,86% seiring menurunnya tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 7,1% pada tahun 2010. Pengertian tingkat partisipasi kerja sebesar 92,86% disini menunjukkan bahwa setiap 100 orang yang aktif di pasar kerja, 93 di antaranya bekerja, sementara 7 sisanya merupakan pencari kerja alias (menganggur). Situasi ini menyebabkan pengangguran selalu ditemukan dalam pasar kerja. SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIAPelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
.: Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan terdiri atas:
1. pendidikan formal,
2. nonformal, dan
3. informal.
Jalur Pendidikan Formal
Jenjang pendidikan formal terdiri atas:
1. pendidikan dasar,
2. pendidikan menengah,
3. dan pendidikan tinggi.
Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Pendidikan Informal
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan |